Paru-paru basah merupakan istilah di masyarakat yang sering
digunakan dokter/petugas medis untuk menunjukkan kelainan pada rongga
paru-paru yang terisi cairan paru-paru. Proses yang sebenarnya terjadi
adalah proses peradangan. Kenapa disebut basah, karena memang
paru-parunya terisi cairan radang.
Penyebab cairan tersebut bisa macam-macam, misalnya:
1. Infeksi (TB Paru, pneumonia, dan lain-lain)
2. Tumor paru (baik yang asalnya dari paru-paru maupun proses penjalaran dari tumor di tempat lain)
3. Trauma (misal hantaman benda tumpul di rongga dada dan lain-lain)
Masyarakat biasanya mengaitkan hal tersebut dengan kebiasaan mandi
malam hari, tidur di tempat dingin, berkendaraam motor di malam hari
atau dihubungkan dengan kipas angin. Sebetulnya tidak ada kaitannya
secara langsung.
Kalau paru-paru basah karena proses infeksi misalnya, penderita harus
terpapar terlebih dahulu dengan bakteri/virus yang berkembang di tempat
yang kelembabannya tinggi yang menyebabkan penyakit tersebut.
Mengenai menular tidaknya kelainan tersebut, tergantung penyebabnya.
Sebagian besar proses infeksi pada paru-paru bisa menular melalui udara,
apalagi TBC. Yang paling populer dan diketahui masyarakat biasanya
paru-paru basah hanya dimaksudkan untuk penyakit TB paru.
Penyakit TBC atau tuberkulosis merupakan penyakit paru-paru yang sering
menyerang anak-anak usia bawah lima tahun (balita), orang dewasa dan
tergolong mudah menular. Penyebabnya bakteri Mikobakterium tuberkulosa,
yang berbentuk batang dan tahan asam sehingga sering dikenal sebagai
bakteri tahan asam (BTA). Bakteri ini merupakan bakteri yang kuat
sehingga memerlukan waktu lama mengobatinya.
TBC biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang bagian
tubuh lain, seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang
dan lain-lain.
Masa inkubasi (berjangkit) kuman TBC dimulai sejak ia masuk ke dalam
tubuh sampai memperlihatkan gejala, kira-kira 2-10 minggu. Penularan ini
dapat melalui pernapasan, percikan ludah, dan dahak penderita saat
batuk, bersin atau bicara.
Adapun gejala klinis penyakit TB Paru dibagi menjadi 2, yaitu gejala
saluran napas (respiratorik) dan gejala tubuh secara luas (sistemik)
Gejala saluran napas antara lain:
> Batuk disertai dahak selama 3 minggu atau lebih.
> Kadang dahak keluar bercampur darah.
> Sesak napas dan nyeri dada.
Gejala tubuh secara luas (sistemik) antara lain:
> Nafasu makan berkurang.
> Berat badan menurun atau menjadi kurus.
> Demam lebih dari 1 (satu) bulan.
> Berkeringat di malam hari, meskipun tidak melakukan kegiatan.
Untuk mencegah agar tidak terjangkit lagi, kita juga harus mengetahui
mata rantai penularannya. Jika seorang penderita TBC berbicara, meludah,
batuk atau bersin, maka kuman TBC yang berada di dalam paru-paru akan
menyebar ke udara. Bakteri TBC tersebut dapat dihirup oleh orang lain
yang berada di sekitarnya. Cara menyembuhkan TBC adalah minum obat
secara teratur sesuai anjuran dokter, sampai dinyatakan sembuh dengan
serangkaian pemeriksaan ulang. Memang terkadang terasa berat minum obat
tersebut karena memakan waktu berbulan-bulan. Sedang cara pencegahannya
dengan menjalankan pola hidup sehat, antara lain: makan bergizi
seimbang, menjaga kebugaran tubuh, istirahat cukup, dan jangan tidur
larut malam, jangan merokok (pasif atau aktif), dan membuka jendela
rumah pagi sampai sore hari.
Penerapan personal hygiene (kebersihan individu) juga memegang peranan
yang penting, seperti bila batuk harus menutup mulut agar keluarga dan
orang sekitar tidak tertular, jangan meludah di sembarang tempat dan
lain-lain.
Semoga penjelasan ini bermafaat.(*)